Webinar: Merangkul Zero Waste: Sebuah Jalan untuk Mengatasi Perubahan Iklim

Oleh Manajer Program Era/FoEN, Maimoni Ubrei-Joe

Selama webinar berjudul “Merangkul Zero Waste: Sebuah Jalan untuk Mengatasi Perubahan Iklim,” yang diselenggarakan oleh Environmental Rights Action/Friends of the Earth Nigeria (ERA/FoEN) bekerja sama dengan Global Alliance for Incinerator Alternatives (GAIA) dan organisasi anggota lainnya, mereka berdiskusi tentang sistem zero waste.

Mariel Vilella, direktur Program Iklim Global di GAIA, menyatakan bahwa 70 persen emisi gas rumah kaca dunia disebabkan oleh siklus hidup produk sampah, yang meliputi ekstraksi, pengangkutan, dan pembuangan ke lingkungan. Menurut Mariel, limbah industri merupakan penghasil metana antropogenik terbesar ketiga. Karena metana antropogenik mempunyai potensi pemanasan 82 kali lebih besar dibandingkan karbon dioksida, metana merupakan gas rumah kaca yang sangat berbahaya dan polusi yang sangat tinggi.

Menurutnya, pembuatan plastik dan polusi yang ditimbulkannya juga menghasilkan emisi gas rumah kaca di setiap tahap siklus hidup—dari awal sebagai bahan bakar fosil melalui penyulingan dan manufaktur hingga pembuangan emisi di akhir masa pakainya. Ia juga menyebutkan bahwa insinerator sampah menjadi energi juga dianggap sebagai fasilitas yang sangat menimbulkan polusi. Ia menyatakan bahwa pengomposan, pengurangan sumber, dan pemulihan energi merupakan strategi zero waste yang dapat digunakan untuk mengurangi emisi GRK dari limbah, sebagai pendekatan mitigasi yang kuat dan dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan dan keadaan. Dia menyoroti poin-poin penting dari studi pemodelan Zero Waste to Zero Emissions di delapan kota yang dilakukan oleh GAIA pada tahun 2022.

Ia melanjutkan, strategi zero waste selain memberikan dampak positif terhadap lingkungan seperti berkurangnya polusi udara dan berkurangnya banjir, juga berdampak positif terhadap masyarakat, perekonomian, dan institusi. Manfaat-manfaat ini mencakup peningkatan kesehatan masyarakat, pengurangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan keterlibatan dan partisipasi masyarakat.

Chima Williams, Direktur Eksekutif ERA/FoEN, adalah salah satu orang yang berbicara selama webinar. Beliau mengatakan bahwa sudah saatnya kesalahan-kesalahan yang tertanam dalam sistem pengelolaan sampah yang ada di Nigeria dan di seluruh dunia saat ini diperiksa dan diganti dengan peraturan yang mengikat. Banjir disebut-sebut sebagai contoh kehancuran, korban jiwa, dan kerugian harta benda yang mungkin disebabkan oleh keberadaan sampah plastik di dunia. Menurutnya, negara-negara selatan memerlukan pendidikan tambahan mengenai ancaman sampah plastik dan dampaknya terhadap bumi. Ia melanjutkan bahwa webinar, bersama dengan platform lain yang serupa, adalah cara untuk berpartisipasi dan secara kolektif bergandengan tangan dalam memerangi sampah plastik karena tidak ada satu kelompok pun yang dapat melakukan semuanya sendirian.

Leslie Adogame, Direktur Eksekutif Penelitian dan Aksi Berkelanjutan untuk Pembangunan Lingkungan (SRADev), menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan dalam kebijakan terkait pengelolaan sampah dan perubahan iklim. Pernyataan Adogame dibuat atas nama SRADev. Dia menambahkan bahwa GAIA memiliki anggota di Nigeria dengan tujuan menjembatani kesenjangan antara pengurangan sampah dan perubahan iklim sambil mengembangkan ide, kebijakan, dan kegiatan yang akan mendorong pengurangan sampah sebagai tindakan iklim yang penting.

Grafik Manajer Program Era/FoEN, Maimoni Ubrei-Joe, menekankan keberhasilan utama GAIA dan ERA dalam mempromosikan zero waste, termasuk pembentukan Duta Zero Waste, guna mempromosikan kebijakan zero waste di tingkat lokal. 

Pentingnya zero waste di negara-negara selatan tidak bisa dilebih-lebihkan. Negara-negara ini sering kali menghadapi tantangan unik dalam pengelolaan sampah dan sangat terkena dampak perubahan iklim. Menerapkan praktik nol limbah tidak hanya dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan mitigasi perubahan iklim, namun juga menciptakan peluang bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan dan meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut. Selain itu, menerapkan prinsip nihil limbah dapat membantu melestarikan sumber daya alam, melindungi keanekaragaman hayati, dan menumbuhkan masyarakat yang lebih tangguh dan adil untuk generasi mendatang.

ENDS